Hima Persis Angkat Dua Duta Digital, Serukan Literasi Digital untuk Cegah Krisis Generasi

Sabtu, 12 Oktober 2024 | 18:45:11 WIB
Duta digital, Salamuddin Toha

Pekanbaru,populisnews.com - Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis) mengadakan talkshow bertajuk Hima Persis Talks dengan tema "Peran Literasi Digital: Mencegah Krisis Kualitas pada Generasi Akibat Judi Online" di Pekanbaru pada Minggu, 6 Oktober 2024.

Acara ini ditutup dengan penganugerahan penghargaan kepada dua kader Hima Persis, yaitu Salamuddin Toha dan Dedi Irawan, sebagai Duta Digital.

Penghargaan tersebut diberikan kepada kader Hima Persis Provinsi Riau yang aktif mengisi ruang digital dengan konten positif, bernuansa perdamaian, serta edukatif bagi masyarakat.

Salamuddin Toha, dalam pidatonya, menekankan pentingnya literasi digital untuk mendorong semua elemen bangsa mengisi ruang digital dengan konten-konten yang bermanfaat.

Ia juga mengutip pernyataan Presiden Jokowi, "Ke depan, tantangan di ruang digital sangat besar. Konten negatif terus bermunculan, kejahatan di ruang digital meningkat, mulai dari penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual anak, perundungan siber, ujaran kebencian, hingga radikalisme berbasis digital. Tentunya ini perlu terus diwaspadai karena mengancam persatuan dan kesatuan bangsa."

Lebih lanjut, Salamuddin Toha mengingatkan tentang maraknya berita hoaks yang berpotensi tersebar menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024. Ia menilai, berita palsu di berbagai platform digital dapat memicu ketegangan di masyarakat.

Putra Kabupaten Pelalawan yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Pelalawan Bersatu ini mengimbau agar pihak-pihak yang menggunakan ruang digital sebagai media kampanye tidak menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian terhadap pasangan calon yang berkompetisi.

"Ini sangat merugikan, bukan hanya bagi pasangan calon, tetapi juga masyarakat yang terus menerus disuguhi berita bohong atau hoaks," ungkap Toha.

Ia juga menyoroti dampak negatif dari penyebaran hoaks yang dapat merusak kepercayaan publik terhadap proses politik, menciptakan suasana politik yang tidak kondusif, memicu polarisasi dan perpecahan di masyarakat, serta melemahkan demokrasi dan stabilitas politik. Sebagai solusi, Toha mengajak masyarakat untuk lebih cermat dalam menerima informasi.

“Cobalah menyaring setiap informasi yang didapat agar dapat memastikan kebenarannya. Jangan ikut menyebarkan rumor atau hoaks. Jika menerima kampanye atau opini negatif, jangan disebarluaskan. Meski dalam konteks diskusi, tindakan tersebut tetap berarti ikut menyebarkan opini negatif,” pesan Toha.(*)

 

Terkini