Sistim Zonasi Bikin Pusing, Warga Tempatan Mengeluh

Sistim Zonasi Bikin Pusing, Warga Tempatan Mengeluh
Ilustrasi

Pekanbaru,populisnews.com - Syafrizal Nasution (54), warga Tenayan Raya, Pekanbaru, pusing memikirkan nasib sekolah anaknya yang baru lulus SMP. Pasalnya, putri kesayangannya hingga saat ini belum diterima di SMA Negeri 11 Pekanbaru yang jaraknya hanya beberapa ratus meter saja dari rumahnya. Jalur zonasi menjadi pilihan bagi Syafrizal untuk bisa memasukkan putrinya pada Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024.

"Karena jarak rumah dengan sekolah sangat dekat, makanya kita memilih jalur zonasi," ungkap pria yang tinggal di Jalan Segar tersebut kepada media ini, Kamis (27/06/2024).

Namun, harapan untuk bisa menyekolahkan anaknya di SMA Negeri 11 itu melalui jalur zonasi itu menjadi sirna. Sebab, l aturan zonasi mensyaratkan calon peserta didik baru minimal sudah menetap selama 2 tahun. Sementara, Syafrizal yang selama ini tinggal di Sukajadi, baru menetap di tempat dia sekarang kurang dari dua tahun.

Karena itu pula lah pihak sekolah menolak pendaftaran Syafrizal melalui jalur zonasi. Panitia kemudian meminta Syafrizal untuk mendaftarkan anaknya melalui jalur prestasi saja yang kuotanya sangat terbatas..

"Ya, saya memang baru pindah kesini. Tapi kami sudah terdaftar sebagai penduduk tetap disini. Untuk masuk lewat jalur prestasi tak memungkinkan karena kuotanya sangat terbatas. Apakah sebagai warga tempatan kami tak berhak untuk menyekolahkan anak kami disini?" tanyanya.

Syafrizal menilai, PPDB tahun ini begitu rumit. Menurutnya sistem lama yang menggunakan nilai Ujian Nasional sebagai patokan masuk sekolah lebih mudah dipahami oleh orang tua sepertinya. Bahkan, bisa dilakukan sendiri oleh anak.

"PPDB sekarang rumit, saya malah enggak ngerti. Bikin rumit, bikin susah. Orang daftar masuk sekolah sekarang, sulitnya minta ampun," sungut Syafrizal.(*)

 

Berita Lainnya

Index