Pangkalan Kerinci (Populisnews.com) - Pasangan suami istri paruh baya yang tinggal di kontrakan Jalan Keluarga Pangkalan Kerinci Timur, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau tidak lagi terima Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) Pemerintah terakhir sejak tahun 2021.
Padahal BPNT dari Pemerintah itu sangat dibutuhkan pasangan paruh baya bernama Jamaluddin yang saat ini usianya sudah menginjak 56 tahun ini, sejak 3 tahun terakhir mengalami sakit yang membuat Ia tak bisa bekerja berat.
Belum lagi pria paruh baya itu harus merawat sang istri bernama Wartinih (54) tahun yang mengalami sakit stroke yang harus diurus oleh sang suami. Meski kondisi keluarganya seperti itu, Jamaluddin tak mau mengemis belasan kasih orang lain, Ia berusaha dengan bertani disekitar rumahnya dengan lahan yang dipinjamkan oleh warga tempatan.
Melihat kondisinya yang cukup memprihatinkan, Koordinator tim Sahabat Jumat Erik Suhenra S. I. Kom didampingi Pendamping Siaga Pangkalan Kerinci Timur Sarfi dengan menunjukkan kepeduliannya dengan memberikan bantuan sembako setiap bulan untuk membantu meringankan beban hidup keluarga Jalamaluddin.
Tim Sahabat Jumat menyempatkan diri berbincang dengan Jamaluddin. Percakapan hangat tersebut menggambarkan empati dan perhatian terhadap kondisi Keluarga Jamaluddin.
"Saya mengucapkan terima kasih pak sudah diberikan bantuan sembako setiap bulannya oleh Sahabat Jumat,"ucap Jamaluddin dengan nada haru, Jumat (31/1/2025).
Dijelaskan pria paruh baya ini, sejak istrinya terserang sakit stroke 7 tahun lalu, ditambah lagi Ia juga mengalami sakit asma tak bisa lagi bekerja jauh dari rumah. Apalagi, Ia hanya berdua tinggal dikontrakan sempit di Jalan Keluarga Pangkalan Kerinci tersebut.
"Kami hanya tinggal berdua pak, tidak memiliki anak. Saya tidak bisa jauh dengan istri karena dia sakit stroke, makanya saya berusaha bertani disekitaran rumah dengan lahan dipinjamkan oleh warga tempatan," tuturnya.
Ditambahkan Jamaluddin, dulu tahun 2021 keluarganya dua kali mendapatkan bantuan dari pemerintah melalui program Bantuan Pangan Non-Tunai. Setelah sejak itu, Keluarganya tak lagi mendapatkan bantuan, padahal bantuan tersebut sangat dibutuhkan keluarganya.
"Ya, pak hanya dua kali kami terima bantuan BPNT Pemerintah. Setelah itu, tak ada lagi pak, padahal dengan kondisi sakit saya dan istri itulah harapan kami untuk memenuhi kebutuhan sehari untuk makan pak," tungkasnya dengan nada sedih.***