Jalan Nasional Kerinci–Sumbar Makan Korban: Lubang Jadi Jebakan Maut, Warga Geram BPJN IV Tak Bertindak

Jalan Nasional Kerinci–Sumbar Makan Korban: Lubang Jadi Jebakan Maut, Warga Geram BPJN IV Tak Bertindak

KERINCI,Populisnews.com – Kerusakan parah di jalan nasional Kerinci–Sumbar, tepatnya di Desa Bumbun Duri, Kecamatan Gunung Tujuh, kembali memakan korban. Meskipun para pengendara sudah berhati-hati, kondisi jalan yang dipenuhi lubang menganga kerap membuat pengguna jalan terjatuh.

“Ulah lubang-lubang di badan jalan bukan hanya merusak kendaraan, tapi sudah jadi ancaman nyawa,” ujar salah seorang warga.

Dalam beberapa hari terakhir, serangkaian kecelakaan kembali terjadi. Banyak pengendara motor terjungkal, bahkan ada yang terseret dan mengalami robek pada pakaian akibat menghantam aspal. Puncaknya, insiden adu kambing antara sepeda motor dan mobil terjadi ketika keduanya sama-sama menghindari lubang besar yang berada tepat di tengah jalur nasional tersebut.

“Sudah banyak yang jatuh. Tapi perbaikan? Nol besar. Jalan ini rusak sudah lama, tapi entah kenapa tidak ada perhatian serius. Kalaupun diperbaiki hanya tambal sulam dan tak bertahan lama,” tegas seorang warga yang menyaksikan langsung kejadian tersebut.

Kondisi diperparah oleh minimnya penerangan jalan. Pada malam hari, jalur ini gelap total tanpa lampu, tanpa rambu, dan tanpa pengamanan, membuatnya berubah menjadi arena yang sewaktu-waktu dapat merenggut korban.

Warga menilai lambannya respons BPJN IV Jambi bukan lagi sekadar persoalan teknis, tetapi sudah termasuk bentuk kelalaian yang membahayakan keselamatan publik.

“Ini jalan nasional, bukan jalan kampung. Kalau sudah berstatus nasional, kenapa dibiarkan seperti ini? Kami berharap BPJN IV tanggap, jangan tunggu ada korban jiwa dulu baru ribut,” ujar Benny, warga setempat, dengan nada kesal.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari BPJN IV Jambi maupun pihak terkait soal kapan perbaikan akan dimulai. Sementara itu, masyarakat terus dihantui rasa cemas setiap melintasi jalur tersebut—seakan mempertaruhkan nyawa di atas jalan yang seharusnya aman.

Warga mendesak tindakan cepat dan nyata, bukan sekadar janji atau wacana. Bagi mereka, keselamatan publik jauh lebih penting daripada alasan klasik menunggu anggaran atau proses administratif yang tidak kunjung selesai. 

“Kalau jalan ini terus dibiarkan, tinggal tunggu waktu sampai ada korban lebih parah. Pemerintah harus bertindak sekarang, bukan nanti,” tutup seorang warga dengan penuh kekesalan. **

 

Berita Lainnya

Index