Dumai, populisnews.com - Ledakan Kilang Putri Tujuh Pertamina RU II Dumai, Sabtu (1/4/23) yang terjadi sekitar pukul 22.50 WIB, membuat warga kota Dumai resah. Terutama warga yang berdomisili di daerah Tanjung Palas, Jaya Mukti sekitarnya.
Keresahan warga tersebut langsung mendapat respon walikota Dumai, H Paisal, SKM, MARS yang turun langsung ke lokasi kejadian.
Hadirnya walikota Dumai ditengah kerumunan warga mendapat sambutan antusias. Selain mencari informasi walikota juga mengajak warga untuk bertenang.
Kehadiran orang nomor satu Dumai itu di dampingi Letkol Arh Hermansyah Tarigan dan Kasatpol PP Dumai, Yudha Pratama.
"Mohon semuanya bersabar, karena saat ini sedang dilakukan penanganan," ujar Walikota Dumai, H Paisal, SKM, MARS.
Sebelumnya ledakan dahsyat terdengar dari areal kilang Pertamina RU II Dumai. Dirasakan oleh warga Kecamatan Bukit Kapur yang berjarak sekitar radius 22 KM. Hal itu di katakan oleh ketua LPMK Bukit Kapur. Begitu juga dengan warga Kelakap tujuh Dan Bukit Timah KM 11 yang disampaikan oleh Regar.
Hingga kini aparat masih melakukan pengamanan di areal kilang, Sabtu (01/04/23) sekitar pukul 23.00 WIB.
Masyarakat Dumai dikagetkan oleh bunyi ledakan dahsyat yang dibarengi getaran kuat. Ledakan tersebut akibat meledaknya HCU Compressor C2 yang berada di depan parkiran mobil pemadam kebakaran RU II Pertamina.
Informasi yang dihimpun di lapangan, ledakan itu juga mengakibatkan kerusakan rumah warga. Ada yang retak dan kacanya pecah. Warga juga banyak yang merasa trauma. Mereka khawatir terjadinya ledakan susulan yang bisa berdampak lebih buruk.
Dandim 0320/Dumai, Letkol Arh Hermansyah Tarigan terlihat berada di lokasi menenangkan warga yang berusaha masuk lokasi kilang. Kedatangan warga untuk menuntut tanggungjawab pihak pertamina.
Kendati sudah diupayakan melalui jalur komunikasi, namun warga tetap ngotot ingin masuk. Hingga kini kumpulan massa masih menyemut di pintu gerbang kilang pertamina.
Pada sisi lain, ambulance tampak lalulalang. Diduga terdapat korban akibat ledakan tersebut. Namun hingga kini belum diperoleh informasi serta data-data pasti.(*)