Pekanbaru,populisnews.com – Sabtu siang (16/11/2024), puluhan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Hang Tuah Pekanbaru (UHTP) memenuhi lapangan basket kampus. Mereka datang bukan untuk bermain, melainkan untuk mengasah keterampilan fotografi dalam praktik lapangan.
Di bawah bimbingan dosen nyentrik, Rudi Rahman, S.Ikom, M.Ikom, para mahasiswa ini mempraktikkan teori yang selama ini mereka pelajari di kelas.
Bagi seorang fotografer, kamera bukan sekadar alat kerja. Rudi mengibaratkannya sebagai sahabat sejati. "Seluk-beluk kamera sangat penting dalam belajar fotografi. Tanpa itu, mustahil seseorang bisa menjadi fotografer," tegasnya saat membuka sesi praktek.

Mahasiswi Ilmu Komunikasi, Nike Ardila menjadi model dalam sesi praktik fotografi.
Dari Teori ke Praktik
Rudi menjelaskan, memahami teori fotografi hanyalah langkah awal. Untuk benar-benar menguasainya, diperlukan latihan berkelanjutan.
“Belajar teori mudah, tapi mempraktikkannya itu tantangan. Karena itu, kalian harus rajin berlatih,” katanya menyemangati mahasiswa.
Dalam sesi ini, Rudi mengajarkan berbagai teknik fotografi, mulai dari top action, slow action, hingga panning. Ketiga teknik tersebut memiliki tujuan visual yang berbeda:
Top Action membekukan gerakan dengan hasil subjek dan latar belakang yang tajam. Slow Action menonjolkan efek blur untuk menunjukkan alur gerakan. Panning mempertahankan subjek tajam sementara latar belakang tampak blur, yang menciptakan kesan kecepatan.

Mahasiswi Ilmu Komunikasi UHTP manfaatkan momen foto bersama.
Menjelajah Gambar dengan Angle
Praktik fotografi tidak hanya soal memahami teknik, tetapi juga eksplorasi sudut pandang. Para mahasiswa mencoba berbagai angle, mulai dari memotret air mineral yang ditumpahkan hingga sudut unik kendaraan yang melaju. “Ingat, sudut pengambilan foto sangat memengaruhi kesan visual,” ujar Rudi sambil mengarahkan.
Namun, Rudi mengingatkan bahwa sudut yang menarik tidak akan cukup jika pencahayaan tidak diperhatikan. Ia menekankan pentingnya pemahaman tentang eksposur, yang mencakup pengaturan aperture, kecepatan rana, dan ISO.
“Hasil foto bisa seburuk perasaanmu saat ditolak gebetan kalau pencahayaannya salah,” selorohnya, mengundang tawa mahasiswa.

Aan saat mempraktikkan penggunaan kamera Sony
Dengan pendekatan yang interaktif dan humoris, Rudi menutup perkuliahannya. Ia menegaskan bahwa menjadi fotografer andal membutuhkan kombinasi antara pemahaman teknis, kreativitas, dan kerja keras.
“Fotografi adalah seni menangkap momen. Jadi, latih terus kemampuan kalian hingga sempurna,” tutupnya sembari menambahkan, praktik ini tidak hanya memperkaya pemahaman mahasiswa tentang fotografi, tetapi juga menanamkan semangat eksplorasi dalam menghasilkan karya visual yang berkesan.(*)