Pekanbaru,populisnews.com — Gubernur Riau Abdul Wahid resmi menerima gelar kehormatan adat Datuk Seri Setia Amanah dari Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Sabtu (5/7/2026). Penganugerahan gelar yang berlangsung khidmat di Gedung LAMR Pekanbaru ini menjadi bentuk penghormatan atas kepemimpinan Abdul Wahid dalam membangun dan memajukan Provinsi Riau.
Namun, di balik prosesi sakral tersebut, perhatian publik juga tertuju pada sikap rendah hati Wakil Gubernur Riau, SF Hariyanto, yang secara terbuka menolak rencana pemberian gelar adat untuk dirinya.
“Ada tiga hal penting dalam kepemimpinan: kerendahan hati, kejelasan kinerja, dan keberanian menyampaikan kebenaran,” ujar SF Hariyanto dalam wawancara daring, Sabtu (5/7/2024).
Ia menyebut belum pantas menerima gelar adat karena merasa kontribusinya bagi Riau masih belum maksimal sejak dilantik sebagai Wakil Gubernur.
Menurutnya, ruang geraknya selama ini cukup terbatas, sehingga belum banyak program besar yang dapat diwujudkan. Meski demikian, ia menegaskan akan terus bekerja keras demi kemajuan Bumi Melayu Lancang Kuning.
“Jangan disalahartikan seolah saya menolak dengan keangkuhan. Justru sebaliknya, ini adalah bentuk kerendahan hati sebagai seorang pemimpin yang sadar akan amanah,” ujarnya.
Sikap tersebut mendapat apresiasi dari berbagai pihak, salah satunya tokoh masyarakat Riau, H. Fauzi Kadir. Ia menilai keputusan SF Hariyanto mencerminkan kedewasaan dan integritas dalam berorganisasi.
“Kita harus saling menghargai perbedaan pandangan. Menuding beliau angkuh hanya karena menolak gelar adat, menurut saya itu sikap yang gegabah,” ujar Fauzi Kadir, Sabtu (5/7/2024).
Ia menambahkan, tidak ada yang perlu dibesar-besarkan dari peristiwa ini. Semua pihak, termasuk lembaga adat, sebaiknya tetap mengedepankan semangat kebersamaan dan saling menghormati.
“Pemberian gelar adat kepada Wagubri tinggal menunggu waktu saja. Seperti yang pernah disampaikan Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR, Datuk Seri HR Marjohan Yusuf, hal ini hanya soal kesiapan waktu dan suasana yang tepat,” pungkasnya.
Sementara itu, pemberian gelar kehormatan kepada Gubernur Abdul Wahid tetap berjalan lancar dan khidmat. Meski LAMR saat ini masih menghadapi tantangan dualisme kepengurusan, proses penganugerahan disebut telah direncanakan jauh hari sebelumnya.
Prosesi adat tersebut dihadiri sejumlah tokoh adat, pejabat pemerintahan, dan masyarakat umum yang menyaksikan momen penting dalam tradisi adat Melayu Riau.(*)