Real Count KPU Banyak Ngaco, Caleg DPD Ini Minta KPU Tutup Aplikasi Sirekap

Real Count KPU Banyak Ngaco, Caleg DPD Ini Minta KPU Tutup Aplikasi Sirekap
Hj Mimi Lutmila

Pekanbaru,populisnews.com - Penghitungan suara (real count) Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih terus berlangsung. Data diambil dari Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang di-input melalui aplikasi Sirekap. Namun, banyak keluhan terkait proses pemasukan data (entry data) di aplikasi yang dikembangkan KPU tersebut.

Seperti yang disampaikan Calon Legislatif (Caleg) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) nomor urut 18, Hj Mimi Lutmila S.Si. Dia menyesalkan real count KPU yang banyak terdapat kekeliruan. Dimana hasil real count tidak sesuai dengan perolehan suara di setiap TPS.

Dikatakannya, hal ini telah merugikan antar Caleg. Dimana hasil yang ditayangkan KPU itu telah memunculkan opini tak baik di tengah-tengah masyarakat. Dia menyarankan kepada KPU untuk menutup saja situs real count tersebut.

Dirinya mendapat data di aplikasi KPU. dimana ada calon mendapatkan jumlah suara di real count sebanyak 995 suara, namun di lembar C1 hanya mendapat 5 suara.

 

"Hasil pemungutan di beberapa TPS tidak sesuai dengan apa yang tercantum pada real count. Contohnya data dari TPS 11 di Desa Siberuang, Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar. Jumlah suara yang tertera sangat tidak realistis. Mana ada satu TPS itu jumlahnya mencapai ribuan," ucap Mimi kepada media ini, Senin (19/2/2024).

Mimi  juga mempertanyakan fungsi dari semua institusi kegiatan real count ini. Karena menurutnya ini menyesatkan, karena data yang ditampilkan di real count dan di C1 itu tidak sinkron.

"Yang menginput dan membaca itu robot atau manusia? Jelas ini merusak kebatinan kita sebagai caleg. Kalau pun hasil akhir kita yang menang, namun masyarakat akan menganggap kita curang karena opini sudah terbangun dengan melihat real count KPU. Menurut saya, jika situs itu tidak pantas untuk ditayangkan, ya tutup saja. Karena itu hanya akan membunuh karakter seseorang," tukasnya.

Sebelumnya, senator RI asal Riau Intsiawati Ayus juga telah menyampaikan keluhan yang sama. Dia menyorot kekeliruan data yang ada di beberapa kabupaten/kita di provinsi Riau.

"Dari situs KPU ada suara yang bertambah dan ada juga suara yang berkurang. Contohnya di Kabupaten Kuansing, Inuman, Bedeng Sikuran di TPS 1, 2, dan 3 suara salah satu calon di C1 totalnya 23 sedangkan di web KPU hanya 16 suara," ungkapnya dikutip dari suaraaktual.co.(*)

Berita Lainnya

Index