Oknum Anggota BPD Kampar Tabrak Mobil ASN, Lari dari Tanggung Jawab dan Blokir Kontak Korban

Oknum Anggota BPD Kampar Tabrak Mobil ASN, Lari dari Tanggung Jawab dan Blokir Kontak Korban
Oknum BPD Tambang, M. Nur bersama dump truk yang dikendarainya.

Rimbopanjang,populisnews.com – Sebuah insiden kecelakaan yang terjadi di Desa Rimbopanjang, Kabupaten Kampar, pada 20 Februari 2025 lalu, menyisakan kisah yang memilukan. Jack Lord (46), seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Riau, menjadi korban tabrakan oleh truk Toyota Dyna yang dikemudikan oleh M. Nur (55), seorang anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Tambang.

Alih-alih bertanggung jawab atas kejadian tersebut, M. Nur justru menghindari korban dan pihak kepolisian. Sejak peristiwa itu terjadi, ia menunjukkan sikap tidak kooperatif, bahkan diduga memblokir kontak korban dan polisi yang berusaha menghubunginya.

Pasca kecelakaan, M. Nur sempat dihubungi oleh polisi untuk memastikan niatnya menyelesaikan masalah secara kekeluargaan. Awalnya, ia berjanji akan segera menghubungi korban. Namun, janji itu tak pernah ia tepati.

"Pelaku bilang akan meminta nomor kontak saya ke kepala desa. Tapi nyatanya, sampai sekarang dia tidak pernah menghubungi saya," ungkap Jack Lord.

Tak hanya itu, pelaku bahkan sempat memohon kepada pihak kepolisian agar proses hukum tidak dilanjutkan. "Tolonglah Pak, jangan diteruskan kasus ini, berpahala Bapak menolong saya," ujar M. Nur kepada polisi dengan nada memelas. Namun, polisi menegaskan bahwa tugas mereka adalah menindaklanjuti laporan hukum, bukan mencari pahala.

Yang lebih mencurigakan, setelah dihubungi oleh pihak kepolisian, profil WhatsApp M. Nur tiba-tiba berubah. Foto dirinya tak lagi terlihat, seolah-olah ia sengaja menghindari kontak lebih lanjut.

Koboi Jalanan
Jack Lord mengaku kecewa dengan sikap M. Nur yang dinilainya tidak mencerminkan etika seorang anggota BPD.

"Seharusnya dia sebagai anggota BPD itu jadi teladan di desanya. Tapi malah bersikap seperti koboi jalanan," ujar Jack Lord.

Lebih mengejutkan, pelaku diduga sempat hendak melakukan tindakan intimidatif terhadap keluarga korban. Saat berada di sebuah bengkel di Pekanbaru, M. Nur dikabarkan menunjukkan sikap agresif dan hampir terlibat dalam adu fisik dengan saudara korban.

"Dia sempat mengangkat bajunya separuh dada dan berkata dengan nada menantang dalam bahasa daerahnya," cerita Jack Lord.

Di tengah suasana bulan Ramadan, Jack berharap agar M. Nur memiliki kebijaksanaan untuk menyelesaikan masalah ini dengan bertanggung jawab. "Jangan lari dari tanggung jawab. Hadapi masalah dengan jantan," tegas Jack.

Dukungan Pemerintah Desa dan Sahabat Desa
Dalam upaya mencari keadilan, Jack Lord mendapat bantuan dari sejumlah kepala desa di Kampar serta sahabat-sahabatnya dari komunitas Desa. Kepala Desa Tambang, Kepala Desa Pulau Permai, dan Kepala Desa Aur Sati turut membantu upaya mediasi.

Bahkan, Kepala Desa Pulau Permai yang mengenal dekat M. Nur sempat menegurnya agar menyelesaikan masalah ini dengan baik.

"Kamu mantan birokrat, masa begitu caramu menyelesaikan masalah? Temui korban dan selesaikan baik-baik," ujar Kepala Desa Pulau Permai, sebagaimana ditirukan Jack Lord.

Namun, hingga kini, M. Nur tetap menghindar dan tak menunjukkan itikad baik.

Langkah Hukum Jadi Pilihan Terakhir

Setelah berbagai upaya damai menemui jalan buntu, Jack Lord memutuskan untuk membawa kasus ini ke jalur hukum.

"Di mata hukum dan di mata Tuhan, pelaku tidak bisa begitu saja lepas dari tanggung jawab," tegasnya.

Jack pun telah mengirimkan pesan terakhir kepada pelaku, menegaskan bahwa ini adalah kesempatan terakhir baginya untuk bersikap kooperatif sebelum kasus ini benar-benar dilaporkan ke polisi. Namun, hingga kini, pesan itu masih belum mendapatkan jawaban.

Kasus ini kini mulai menjadi sorotan publik, khususnya di kalangan pemerhati desa dan pemerintahan daerah. Akankah M. Nur akhirnya bertanggung jawab, atau justru terus menghindar dari hukum? Waktu yang akan menjawab.(*)

 

Berita Lainnya

Index