Syair Luka Merangin: Emas dan Hutan yang Terkoyak

Syair Luka Merangin: Emas dan Hutan yang Terkoyak

Gunung Masurai menjulang tinggi,

Di negeri Merangin nan elok permai,

Kabut pagi menyapa sunyi,

Air terjun mengalun-ngalun bunyinyo.


 

Embun bersinar diateh pucuk kayu,

Danau Kumbang memantul ke langit,

Langkah pendaki menapaki waktu,

Menjago rimbo, warisan sempit.


 

Merangin indah, tanah bertuah,

Tempat sejarah dan adat budayo.

Namun kini bumi mulai resah,

Digerus rakus, dibakar marah.


 

Emas dikorek dengan cara haram,

Mesin menderu, sungai pun karam.

Air keruh, racun menyebar diam,

Ikan pun mati, sawah tak tenteram.


 

Tak cukup emas kau reguk rakus,

Hutan pun ditebang tanpa putus.

Gergaji tajam, api menyusup,

Rimba perawan kini hangus.

Di atas bukit, jerit harimau,

Jejak gajah lenyap lah sudah.


 

Ruang hidup satwa pun sempit,

Karena manusia banyak serakah.

Hasil bumi dibawa keluar negeri,

Tapi rakyat menonton jadi saksi.


 

Jalan dibuka untuk penjarah,

Bukan untuk petani menjemput berkah.

Tanah leluhur jadi ladang bencana,


 

Dibayar murah, diwaris duka.

Anak cucu menanam luka,

Di tanah tandus bekas tamak manusia.

Wahai pemimpin, dengarlah jerit bumi,

Jangan hanya diam di balik kursi.


 

Jika hukum tak lagi punya gigi

Nantikan saja murka negeri

Kami rakyat kecil bersuara

Bukan ingin mencegah kerja,

Tapi ingin alam tetap terjaga,

Agar Merangin tak sirna selamanya.


 

Wahai anak jantan dan anak betino

Gunung Masurai bukan sembarang buki

Warisan pusako, jantung Merangin kit

Jagolah dio, jangan sampai sakit.


 

-----

Penulis : Fajar Anugrah (Ketua HIPMAJA Pri/Anak Jati Merangin

Berita Lainnya

Index