Dari Sawit Tumbuh Kopi: Harapan Baru Petani Sungai Apit Lewat Workshop Agroforestry

Kamis, 23 Oktober 2025 | 11:58:14 WIB
Camat Sungai Apit, Tengku Mukhtasar saat membuka workshop Agroforestry Budidaya Tumpang Sari Kopi di Kebun Sawit, Kamis (23/10/2025).

SIAK,Populisnews.com — Pagi yang cerah di Aula TPA Al Amanah, Kampung Tanjung Kuras, Kecamatan Sungai Apit, menjadi saksi lahirnya semangat baru bagi para petani sawit. Sekitar 50 petani berkumpul dengan wajah penuh harapan, mengikuti Workshop Agroforestry Budidaya Tumpang Sari Kopi di Kebun Sawit yang digagas oleh Yayasan Gambut bekerja sama dengan Badan Pengelolaan Dana Perkebunan (BPDP), Kamis (23/10/2025).

Di tengah hamparan lahan sawit yang selama ini menjadi tumpuan hidup, hadir sebuah ide segar, menanam kopi di antara barisan sawit. Gagasan ini bukan sekadar eksperimen, melainkan langkah nyata untuk membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa.

Acara yang dipandu oleh MC Puja Aprilia dan Suci Rahmadani dari Universitas Hangtuah Pekanbaru ini berjalan dengan sangat baik.

Ketua Yayasan Gambut, Mulyadi, dalam sambutannya menuturkan bahwa kopi memiliki potensi besar untuk dikembangkan di lahan sawit.

“Kopi tidak membutuhkan banyak cahaya matahari, bisa tumbuh di dataran tinggi maupun rendah. Kami ingin kegiatan ini bukan hanya pelatihan seremoni, tapi model percontohan bagi daerah lain,” ujarnya dengan nada optimis.

Peserta workshop terlihat antusias menyimak paparan narasumber.

Apresiasi juga datang dari Penghulu Tanjung Kuras, Badarudin, yang bangga desanya dipilih menjadi lokasi percontohan. Ia berharap para peserta menyerap ilmu sebanyak mungkin dari para narasumber.

Sementara itu, Camat Sungai Apit, Tengku Mukhtasar, S.Sos., M.Si, yang secara resmi membuka acara, menekankan pentingnya menjaga alam sekaligus mengelolanya secara berkelanjutan.

“Alam ini amanah Allah SWT. Mari kita wariskan dengan baik pada generasi mendatang. Tumpang sari kopi di lahan sawit ini inovasi luar biasa yang patut dikembangkan,” katanya.

Tengku Mukhtasar juga berpesan agar BPDP dan Yayasan Gambut terus mendampingi para petani, tidak hanya pada tahap pelatihan tetapi juga dalam praktik lapangan.

“Petani tidak cukup diberi pembekalan saja. Mereka perlu bimbingan yang berkelanjutan agar tidak berhenti di tengah jalan,” tegasnya.

Usai pembukaan yang disambut tepuk tangan meriah, kegiatan berlanjut dengan sesi workshop yang menghadirkan empat narasumber berkompeten. Salah satunya, Ir. Feri Agriani, STP., M.Si, dosen Politeknik Kampar, berbagi ilmu dan pengalaman mengenai penerapan sistem agroforestry yang ramah lingkungan dan berdaya ekonomi tinggi.(*)

Terkini