Gagak dan Merpati
Setelah air bah yang besar memenuhi seluruh permukaan bumi, 150 hari berjuang keras dalam hantaman badai dan gelombang di tengah laut tak bertepian, kapal nabi Nuh akhirnya menemukan satu tanda sebuah gundukan tanah diantara air laut dari kejauhan. Puncak gunung Al judy (di Turki) tampak kecil namun memberi banyak harapan.
Untuk memastikan bahwa mereka telah menemukan sebuah daratan, Nabi Nuh mengutus seekor gagak untuk memastikan ada atau tidaknya tanda tanda kehidupan.
Gagak membawa asa seisi kapal, berbagai jenis makluk penumpang di kapal menaruh harapan akan masa depan di pundak gagak, informasi yang di bawa nanti akan menentukan keberlangsungan kehidupan seisi bumi di kemudian hari.
Gagak terbang menuju tanda tanda persahabatan alam, dari beberapa riwayat, utusan pertama Nabi Nuh ini tidak kembali, penerbangan pertama pasca banjir rupanya bermuatan pribadi, ia menemukan banyak bangkai yang mengambang di lautan, ia seakan menemukan banyak makanan yang tak habisnya. Gagak merasakan tak butuh lagi kapal sebagai sandaran, karena merasa apa yang dibutuhkan ada di depan mata.
Lama menunggu kepulangan gagak, Nabi Nuh membuat keputusan baru dengan mengutus merpati dalam misi dan semangat yang sama. Menemukan pulau harapan, tempat hidup makluk bumi di masa akan datang. Merpati terbang dengan membawa tugas penting apakah yang dilihat dari jauh adalah pulau yang bisa ditinggali.
Kepakan sayap merpati diiringi sejuta doa penghuni kapal dilautan yang tenang, pencari informasi diharapkan membawa kabar akurat dan tidak menyesatkan.
Merpati kembali dari misi singkat mencari daratan, di paruhnya terselip daun zaitun hijau dan di kakinya ada bekas lumpur pertanda ada kehidupan menanti. Merpati membawa pertanda bumi telah kembali pulih dan layak untuk di tempati. daun zaitun yang dibawanya sebagai simbol harapan, memberikan dampak positif, memperkenalkan perubahan, dan solusi terhadap masalah yang dihadapi.
Kisah gagak dan merpati menjadi sejarah pertama dalam pencairan informasi di muka bumi, sikap gagak yang gagal menjalan misi menjadi simbol ketidakpatuhan kepada tugas yang diembannya. lain halnya dengan Merpati, misi pertamanya pencari informasi ini sukses membawa kabar yang bernas, kembali dengan informasi yang berguna, yang telah dipilah dengan cermat dan menghindari berita tidak akurat. Informasi yang dibawanya itu memberi kehidupan bagi semua makluk di kapal.
Akhirnya kapal nabi Nuh dan seluruh penumpangnya berlabuh di Bukit judy pada tanggal 10 Muharam atau hari Asyura.
Kisah inspiratif dua utusan pencari informasi pertama ini menjadi cikal bakal tugas jurnalistik. secara keseluruhan, kisah gagak dan merpati mengingatkan kita akan pentingnya integritas, objektivitas, dan tanggung jawab dalam menyampaikan informasi, yang merupakan inti dari jurnalisme yang baik. Bagaimana tugas sejati mencari berita harusnya tidak dibarengi dengan misi pribadi dan kepentingan sesaat dengan mengabaikan kebaikan orang banyak yang dipercayakan pada pemegang tugas pencari berita.
Acta Diurna
Ribuan tahun setelahnya, tepatnya di 59 tahun sebelum Masehi, penyebaran informasi secara umum untuk pertama kali di lakukan di masa pemerintahan Julius Caesar di Romawi kuno, di zaman itu informasi kerajaan yang berpusat di Roma mencatat dan menyebarkan informasi terkait aktifitas raja kepada masyarakat melalui secarik kertas yang bernama acta Diurna.
Alat penyebar informasi kerjaan Romawi kuno ini berisi tentang kehidupan politik, hukum, militer, dan kegiatan sosial. Juga meliputi berita tentang keputusan-keputusan pengadilan, pertemuan senat, hasil pemilihan, eksekusi hukum, serta kejadian-kejadian penting lainnya.
Meskipun tidak memiliki bentuk dan desain seperti media cetak modern, media massa kerajaan Romawi ini dianggap sebagai pendahulu dari jurnalisme. Informasi yang diterbitkan pada waktu itu ditulis di atas papan atau potongan batu dan dipajang di tempat umum, seperti di Forum Romawi, sehingga masyarakat bisa membacanya.
Acta Diurna memastikan bahwa rakyat dapat mengakses informasi yang dianggap penting dan relevan bagi kehidupan publik mereka dan juga berfungsi sebagai sarana untuk mengomunikasikan keputusan-keputusan resmi dan untuk memperkenalkan informasi kepada publik, mirip dengan fungsi media massa saat ini.
Acta Diurna memberikan dasar bagi perkembangan media dan jurnalisme yang kita kenal sekarang.
Media Pasca Ditemukan Mesin Cetak
Berabad abad kemudian, pada pertengahan abad ke-15 (sekitar tahun 1440), dunia mengalami revolusi dalam penyebaran informasi
setelah Johannes Gutenberg menemukan mesin cetak. Koran pertama yang diterbitkan setelah penemuan mesin cetak bernama "Relation" yang diterbitkan di Jerman pada tahun 1605. Surat kabar ini dianggap sebagai media cetak pertama yang tercatat dalam sejarah. "Relation" diterbitkan oleh Johann Carolus di Strasbourg. Surat kabar ini awalnya diterbitkan dalam bahasa Jerman dan berisi berita-berita tentang peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Eropa pada masa itu.
Sebelum "Relation," ada beberapa bentuk media yang lebih sederhana yang memanfaatkan mesin cetak, seperti buletin dan pamflet yang berisi informasi dan pengumuman. Tetapi "Relation" diakui sebagai salah satu yang pertama karena diterbitkan secara reguler dan memuat berita-berita aktual.
Media Digital
Dunia informasi berkembang begitu pesat, setelah beberapa dekade mengalami kedigdayaan media cetak, akhirnya peradaban dunia dipertemukan dengan teknologi informasi yang maha dahsyat seperti sekarang, informasi yang dapat diakses di genggaman tangan.
Sejarah perkembangan media digital menjadi tahap penting yang mencerminkan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi.
Pada tahun 1960-an, perangkat komputer yang terhubung dengan internet menandai awal mula komunikasi berbasis teks secara digital. Kemudian perkembangan internet dan multimedia (1980-1990-an). Web pertama kali diluncurkan pada 1991 oleh Tim Berners-Lee, dan sejak itu, banyak situs web dan media mulai beralih ke platform digital. Selama dekade ini, multimedia (gabungan teks, gambar, audio, dan video) mulai digunakan dalam penyampaian informasi secara lebih interaktif.
Platform media mulai mewarnai industri media di awal abad ke-21, mulai dari portal berita online, blog, hingga munculnya media sosial seperti Facebook, Twitter, dan YouTube pada pertengahan 2000-an, memungkinkan individu untuk berbagi informasi, gambar, dan video dengan mudah.
Dengan adanya smartphone dan aplikasi mobile saat ini menandai era mobile dan Streaming, (2010-an hingga Sekarang) media digital semakin mudah diakses kapan saja dan di mana saja. Perkembangan media digital telah membawa perubahan besar dalam cara orang berkomunikasi, mengakses informasi, dan berinteraksi. Teknologi yang terus berkembang memberikan dampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan, mulai dari industri, hiburan, hingga politik dan sosial.
Di era digitalisasi saat ini, pekerja pers menghadapi perubahan besar dalam cara mereka bekerja, mengelola informasi, dan berinteraksi dengan pembaca.
Pekerja pers era digitalisasi saat ini dituntut harus menguasai teknologi, termasuk analitik media sosial, pengelolaan konten digital dan multimedia seperti video dan podcast.
Banyak pekerja pers kini berperan ganda sebagai jurnalis, editor, fotografer, bahkan desainer grafis dalam waktu bersamaan.
Namun tetap berpegang pada kecepatan dan akurasi sebagai sebuah tuntutan profesionalisme tanpa mengorbankan kualitas tayangan berita.
Pers dan Kode Etik Jurnalistik
Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melakukan kegiatan jurnalistik. Sedangkan jurnalistik adalah kegiatan mencari, mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan berita kepada masyarakat.
Profesionalisme pers diatur dalam aturan khusus yang di buat oleh legislatif bersama eksekutif melalui Undang undang nomor 40 tahun 1999. Undang undang ini lahir dilatarbelakangi atas prinsip kemerdekaan pers yang merupakan hak asasi manusia dan wujud kedaulatan rakyat, dan menjadi sarana untuk menyampaikan pikiran dan informasi.
Namun dewan pers yang berfungsi untuk mengembangkan dan melindungi kehidupan pers di Indonesia menekankan bahkan perilaku pekerja jurnalistik diikat dalam norma dan pedoman perilaku yang harus dipatuhi oleh jurnalis saat menjalankan tugasnya. Kode etik ini bertujuan untuk memastikan bahwa jurnalis bertanggung jawab dalam mencari dan menyajikan informasi.
Dewan pers merinci, norma norma yang harus dipatuhi oleh pekerja pers nasional diantaranya pertama menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk. Kedua, tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul. Ketiga, tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap. Keempat, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan off the record. Kelima, tidak melakukan intimidasi kepada narasumber, dan terakhir, tidak menggunakan identitas yang menyerupai lembaga atau institusi negara.
Lengkap sudah negara mengatur bagaimana peran dan tanggung jawab pers dalam kehidupan bernegara, tidak salah pula pers disebut sebagai pilar keempat penjaga demokrasi, sesudah pilar eksekutif, legislatif dan yudikatif karena sikap kritisnya terhadap kebijakan-kebijakan yang tidak pro rakyat.
Di tengah perkembangan platform digital dan media sosial, pers tetap dituntut profesional dalam menerapkan prinsip cover boothside, melakukan verifikasi, mencerna dan menyaring informasi hingga menghasilkan sebuah sumber berita yang dipercaya (kredibel). Berita-berita yang mencerdaskan, mendidik, dan mencerahkan.
Peran Pers dalam pembangunan
Selain berperan dalam mendukung pembangunan melalui saluran komunikasi untuk menyampaikan program, kebijakan, dan kegiatan pembangunan kepada masyarakat. Pers juga berperan meningkatkan partisipasi publik dengan menyampaikan informasi secara efektif, yang tak kalah penting pers menjadi jembatan komunikasi pemerintah dan masyarakat, melalui pers, aspirasi, kritik, dan harapan masyarakat kepada instansi pemerintah untuk perbaikan kebijakan dan pelayanan dapat disampaikan secara transparan dan lugas.
Selain itu, pers juga berperan dalam membangun citra positif Instansi pemerintah dengan melaporkan keberhasilan program pembangunan, membantu menciptakan citra positif instansi pemerintah, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap kinerja pemerintah.
Pers juga memiliki peran mendidik masyarakat mengenai pentingnya pembangunan dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari. Ini mencakup upaya untuk meningkatkan kesadaran akan isu-isu seperti kesehatan, pendidikan, lingkungan, dan ekonomi.
Pers juga berfungsi sebagai kontrol sosial dengan memberikan kritik konstruktif terhadap kebijakan atau program pemerintah yang dinilai kurang efektif atau bermasalah. Peran ini penting untuk memastikan pembangunan berjalan sesuai prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Peran pers yang efektif memerlukan kolaborasi antara pemerintah, pelaku media, dan masyarakat agar tujuan pembangunan dapat tercapai secara optimal.
Makna hari pers
Jurnalisme atau pencarian informasi telah bertransformasi menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, namun pekerja pers tetap dituntut memegang prinsip objektivitas, integritas dan independensi., kepatuhan pada prinsip inilah yang akan menjadikan pekerja pers bertahan dari seleksi alam yang semakin selektif, penuh tantangan serta dinamika dalam arus digitalisasi dan teknologi informasi yang berkembang pesat.
Melalui peringatan Hari Pers Nasional (HPN) diperingati setiap tanggal 9 Februari, tersirat makna sebagai momentum untuk menghargai peran penting pers dalam pembangunan bangsa. Perjuangan Pers hari ini sebagai refleksi etika dan profesionalisme insan pers untuk terus memegang teguh kode etik jurnalistik dan menjaga independensi. Momentum ini juga mengedukasi masyarakat akan pentingnya kebebasan pers yang bertanggung jawab dan peran mereka dalam mendukung media yang sehat.
Dukungan terhadap Kebebasan Pers menegaskan kembali hak fundamental dalam tanggung jawab besar dalam menjaga integritas informasi dan mendukung proses demokrasi yang sehat.
Hari Pers Nasional tidak hanya milik insan media, tetapi juga milik seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama mendukung ekosistem informasi yang sehat dan berimbang.
Selamat hari pers 9 Februari 2025 saya ucapkan kepada seluruh saudara saudara saya yang menjalankan profesi jurnalistik, sahabat saya para wartawan dan pekerja media, teruslah berkarya dengan gagasan, daya kritis dan tintamu, begitu pula cara zaman akan mengingatmu kelak.
"Selamat hari pers 2025"
Penulis : Susila Dewi S.Pd/Sekcam Depati Tujuh