Desa Rantaubaru Dalam Sejarah (2)

Ulama dan Tarekat Naqsyabandiyah

Ulama dan Tarekat Naqsyabandiyah
Datuk Raja Lela Putera bersama Datuk Sati Diraja Rantaubaru saat berziarah ke makam salah seorang ulama di Desa Tuo, Kabupaten Pelalawan.

Rantaubaru,populisnews.com - Desa Rantaubaru, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, dikenal sebagai daerah atau negeri yang tidak pernah sepi melahirkan ulama-ulama hebat. Berawal dari munculnya adat istiadat yang menganut Adat Bersendi Syara', Syara' Bersendi Kitabullah.

Peradaban Islam yang terus ' berkembang di daerah ini membuat salah seorang tokoh masyarakat membangun sebuah Masjid. Ia adalah imam pertama bernama Imam Nujum. Adik beradik imam Nujum ini semuanya penganut Islam yang taat.

Keberadaan masjid ini lah yang kemudian membuat banyak Ulama-ulama luar datang kesini untuk mensyiarkan ajaran agama Islam. Masyarakat disini banyak yang belajar ilmu agama. Salah satunya H Muhammad Aris.

"Beliau ini sosok ulama yang dikenal karomahnya. Ahli tasawuf yang berlandaskan Tarekat Naqsyabandiyah. Temannya ada di Air Tiris, namanya Ongku Muda Sangkal. Beliau ini pendiri Masjid Jami' di Pasar Usang, Kampar," sebut Syekh H Abdul Gani, Selasa (20/6/2023).

Dikisahkan Syekh Gani, setelah H Muhammad Aris dan Ongku Muda Sangkal mangkat, kemudian datang lagi seorang ulama dari Pulau Godang bernama Syekh Jaafar bin Khatib Rajo Lelo. Dari ulama yang satu inilah pertama kali dilaksanakannya suluk di Rantaubaru.

Setelah Syekh Jaafar meninggal, setiap wilayah yang disinggahinya dulu ada penerus. Di Pulau Godang sendiri ada Syekh Muhammad Yusuf. Di Bangkinang ada H Slam. Di Batu Belah air tiri ada H Ahmad. Di Teratak buluh ada H Muhammad Khatib. Di Gunung Sahilan ada H Muhammad Ilyas dan H Arifin. Di Sungai Pagar ada H Safi'i dan H Muhammad Yunus. Di Tambak ada Syekh Safi'i. Di Rantaubaru ada Syekh Kalifah Mudo Mayong.

"Syekh Kalifah Mudo Mayong ini lah yang kemudian meneruskan haluan Tarikat yang sampai sekarang masih eksis dilaksanakan masyarakat di Rantaubaru," terang A Gani.

Selanjutnya, setelah Khalifah Mudo Mayong meninggal, dilanjutkan oleh penerusnya yang bernama Lobai Ismail. Setelah itu diganti oleh Ibnu Kusir. Dilanjutkan oleh H Abdul Somad Jaafar. Dan kini dilanjutkan oleh anaknya bernama Zulkarnain.(sir)
 

Berita Lainnya

Index